Minggu, 17 Juni 2012

silsilah para nabi

gambar di copy dari isgoc.com :
The Islamic Society of Greater Oklahoma City (ISGOC) was established in 1997 in the heart of Oklahoma City. Founded by a group of local Muslims, ISGOC has grown to become the largest Islamic Center in the state of Oklahoma, servicing Muslims throughout Oklahoma City, and surrounding areas.

Bani Adam

iblis diperintahkan Allah utk bersujud kpd Adam, tetapi menolak dg alasan asal penciptaan dia yg lbh mulia
Semua manusia di dunia (org eropa, org arab, amerika, asia, afrika, dll) adalah bani adam (keturunan nabi adam)



40:67 diciptakan dari tanah, lalu setetes mani

Nabi Nuh

Rasul pertama

Surat hud (11)

25: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

26: agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan".
 
27: Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta".
 
29: Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui".
 
32: Mereka berkata "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar".

36: Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.

38: Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).

40: Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. 

Dakwah tauhid (11:26), bukan UUD (11:29)

Sikap kaum nabi nuh :
- tokoh, pemuka, kedudukan di kalangan 11:27,38
- org2 kaya : surat nuh
- org2 biasa / lemah : 11:27

Scr statistik, hanya sedikit yg beriman (11:40),
yg lainnya tdk menyambut dakwah nabi nuh, bahkan para pemuka / pemimpin2nya :
- mengejek (11:38)
- menantang didatangkan azab (11:32)
- menuduh nabi nuh pembuat kebohongan (11:27)



Semua manusia yg hidup skrg adlh keturunan dari nabi nuh atau anak2nya atau pengikutnya yg ikut naik ke kapal nabi nuh ketika datang azab Allah berupa banjir besar.

kisah nabi nuh, Bukan hanya cerita/dongeng sblm tidur saja: bukan untuk dibaca2 saja

Krn dimuat dlm quran, dan quran adl petunjuk hidup bagi manusia (2:185)

Seperti jika kita berjalan dengan tujuan tertentu, misalnya kita ingin menuju jalan gatot subroto (gatsu).

Kemudian kita lihat di papan penunjuk jalan, bahwa arah utk menuju gatsu adalah lurus saja.

Apakah sampai disitu saja, hanya dengan dibaca dan dilihat saja, apakah akan sampai ke gatsu?
Tentunya tidak, tapi stlh petunjuk jalan itu dibaca, kita kmd berjalan (melakukan/melaksanakan/
mengamalkan) sesuai dengan petunjuk arah ke tujuan tsb.

Utk itu kita, yg mengaku sbg ummat muhammad, yg berpedoman pd quran dan sunnah, perlu meneladani  sesosok rasul yg telah diceritakan oleh Allah di dalam alqur'an, yaitu nabi Nuh, yakni : berdakwah, mengajak org lain kpd kebaikan, mengingatkan teman-teman di sekeliling kita, atas dasar keikhlasan, bukan UUD.

Dan jika kemudian stlh kita sampaikan ajakan2 itu, hasilnya tdk sesuai dg yg kita harapkan, itu sudah sunnatullah, sudah wajar

Ketika org2 diingatkan/diajak kpd kebaikan, kmd berkata / merespon ajakan dg mengatakan :
- sok suci Loe
- kalo khotbah di masjid aja
- ...dan lain-lain

maka, jika kita baca kisah kisah kaum yang didakwahi oleh para nabi, diajak kepada kebaikan, kondisi/respon yang demikian itu adalah suatu kewajaran, jangan kaget, jangan sedih.

Org2 yg beriman, yg percaya dan membenarkan kabar dari Allah ttg akan datangnya azab banjir, hanya sedikit saja,
Dan hanya merekalah yg survive, diselamatkan Allah dari banjir besar. di luar mereka (di luar pengikut nabi nuh),  tidak ada yg selamat meskipun lari ke dataran tinggi, termasuk salah satu anak nabi nuh, yaitu kan'an

3 anak nabi nuh yg ikut naik ke kapal dan selamat dan terus beranak pinak sampai skrg adalah Sam, Ham dan Yafits.
Para ahli sepakat bahwa seluruh keturunan manusia berasal dari ketiga anak Nabi Nuh, sesuai firman Allah, "Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan," (QS. Ash-Shaffat [37]: 77).
bangsa-bangsa di dunia adalah keturunan dari 3 anak nabi Nuh tsb, misalnya :
- bangsa arab dan persia: berasal dari keturunan Sam
- bangsa india dan afrika berasal dari keturunan Ham
- bangsa yunani, romawi dari keturunan Yafits
- dst.

ada berbagai pendapat, salah satu contoh pendapat perspektif penggambarannya adalah sbb :


Bani Israil

Nabi ibrahim : bapak tauhid, punya 2 anak : ismail dan ishaq
kemudian, nabi ishaq memiliki anak-anak, di antaranya adalah nabi Yakub.

suatu gelar yang dimiliki oleh nabi Yakub adalah Israil (Isra=hamba atau kekasih, El=Tuhan, jadi israil berarti: hamba/kekasih Tuhan).
maka anak keturunan nabi Yakub inilah yang disebut sebagai bani Israil.
Banyak sekali nabi-nabi dari kalangan bani israil (anak keturunan nabi yakub) : yusuf, musa, harun, yunus, ayyub, zulkifli, ilyas, ilyasa, daud, sulaiman, zakaria, yahya, isa

dan di dalam kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dari kalangan bani israil tersebut (diantaranya: kitab Taurat kpd Nabi Musa dan Injil kpd Nabi Isa), dicantumkan pemberitahuan/kabar dari Allah mengenai kedatangan nabi yang terakhir (Muhammad SAW).
Dan bukan hanya kabar kedatangannya, di kitab taurat dan injil tersebut bahkan diinformasikan juga oleh Allah tentang ciri-ciri nabi terakhir tersebut, beserta tanda-tanda yang menyertainya.

sehingga kaum bani israil ini, sebelum munculnya Nabi Muhammad, telah lama meyakini betul bahwa sesudah nabi-nabi yang selama ini (hampir) selalu dijabat oleh kaum dari garis keturunan mereka (sampai yang terakhir dari bani israil adalah nabi isa), akan muncul nabi terakhir itu, yang sesudah itu tidak akan ada lagi nabi baru sampai datangnya kiamat.
Mereka pun hafal dengan ciri dan tanda-tanda dari nabi tersebut, sampai seperti seseorang mengenali anaknya (umumnya, pada seorang anak biasanya ada ciri khusus yang tidak dikenali oleh sembarang orang, kecuali oleh orang tuanya, misal: tanda lahir, warna suara, bentuk rambut, dsb.).
digambarkan dalam surat al-Baqarah [2] : ayat 146
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

Berikut ini adalah penggambarannya dalam sejarah kenabian :

1. pendeta Bahira

Nabi Muhammad lahir pada sekitar 570 M, kemudian diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun. Ketika beliau masih berusia 12 tahun, ada seorang pendeta yang alim (sangat meng-ilmu-i injil), yang melihat bahwa anak 12 tahun itu lah yang ketika dewasa nanti menjadi nabi terakhir, berdasarkan dari ayat-ayat injil yang selama ini dipahami oleh pendeta tersebut.

[kisah berikut (tulisan berwarna hijau) saya kutip dari http://zilzaal.blogspot.com/2012/03/perjalanan-muhammad-yang-pertama-ke.html]
Ketika berusia 12 tahun, Rasulullah saw diajak pamannya, Abu Thalib pergi ke Syam dalam suatu kafilah dagang. Pada waktu kafilah di Bashra, mereka melewati seorang pendeta bernama Bahira. Ia adalah seorang pendeta yang banyak mengetahui injil dan ahli tentang masalah-masalah kenasranian.
Kemudian Bahira melihat Nabi saw. Lalu ia mulai mengamati Nabi dan mengajak berbicara. Kemudian Bahira menoleh kepada Abu Thalib dan menanyakan kepadanya, “Apa status anak ini di sisimu?”
“Anakku (Abu Thalib memanggil Nabi saw dengan panggilan anak karena kecintaannya yang mendalam),” jawab Abu Thalib.


“Dia bukan anakmu. Tidak sepatutnya ayah anak ini masih hidup,” tanya Bahira kepadanya.
“Dia adalah anak saudaraku,” kata Abu Thalib.
“Apa yang telah dilakukan oleh Ayahnya?” tanya Bahira.
“Dia meninggal ketika Ibu anak ini mengandungnya,” jawab Abu Thalib.
Bahira berkata, “Anda benar, bawalah dia pulang ke negerinya, dan jagalah dia dari orang-orang Yahudi. Jika mereka melihatnya di sini, pasti akan dijahatinya. Sesungguhnya anak saudaramu ini akan memegang perkara besar.” Kemudia Abu Thalib cepat-cepat membawa kembali ke Makkah.

begitulah, ketika abu thalib (paman nabi muhammad) berkata bahwa anak 12 tahun itu adalah anaknya, pendeta tsb, yang sebelumnya tidak pernah bertemu abu thalib maupun muhammad kecil, langsung dengan yakin berkata/mengkoreksi bahwa : pasti abu thalib itu bukan ayahnya, karena ayahnya pasti sudah meninggal, karena demikianlah yang selama ini dipahami oleh pendeta bahirah dari alkitab.


2. waraqah bin naufal

Awal mula wahyu turun kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam berupa mimpi yang baik yang datang dengan jelas seperti munculnya cahaya subuh. Kemudian Allah jadikan beliau Shallallahu `alaihi Wasalam gemar menyendiri di gua Hira’, ber-tahannuts beberapa malam di sana. Lalu biasanya beliau kembali sejenak kepada keluarganya untuk menyiapkan bekal. Demikian yang terus berlangsung, hingga datanglah al-haq, dibawa oleh seorang malaikat.

Peristiwa ini sangat mengguncang hati Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam. Bergegas-gegas beliau kembali menemui Khadijah radhiyallahu`anha dalam keadaan takut dan berkata, “Selimuti aku, selimuti aku!” Diselimutilah Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam hingga beliau merasa tenang dan hilang rasa takutnya. Kemudian mulailah beliau mengisahkan apa yang terjadi pada dirinya. Beliau mengatakan kepada Khadijah, “Aku khawatir terjadi sesuatu pada diriku.”
Mengalirlah tutur kata penuh kebaikan dari lisan Khadijah radhiyallahu`anha, membiaskan ketenangan dalam dada suaminya, “Tidak, demi Allah. Allah tidak akan merendahkanmu selama-lamanya. Sesungguhnya engkau adalah seorang yang suka menyambung kekerabatan, menanggung beban orang yang kesusahan, memberi harta pada orang yang tidak memiliki, menjamu tamu dan membantu orang yang membela kebenaran.”
Lalu Khadijah radhiyallahu`anha membawa suaminya menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza, anak paman Khadijah radhiyallahu`anha, seorang yang beragama Nashrani pada masa itu dan telah menulis al-Kitab dalam bahasa Ibrani. Dia adalah seorang laki-laki yang lanjut usia dan telah buta. Khadijah radhiyallahu`anha berkata padanya, “Wahai anak pamanku, dengarkanlah penuturan anak saudaramu ini.” Waraqah pun bertanya, “Wahai anak saudaraku, apa yang engkau lihat?”
Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam menuturkan pada Waraqah apa yang beliau lihat. Setelah itu, Waraqah mengatakan, “Itu adalah Namus yang Allah turunkan kepada Musa. Aduhai kiranya aku masih muda pada saat itu! Aduhai kiranya aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu!” Mendengar itu, Rasulullah Shallallahu `alaihi Wasalam bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya. Tidak ada seorang pun yang membawa seperti yang engkau bawa kecuali pasti dimusuhi. Kalau aku menemui masa itu, sungguh-sungguh aku akan menolongmu.”
Namun tak lama kemudian, Waraqah meninggal.

3. Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab

sebelum nabi lahir, kaum bani israil yang kemudian menjadi pemeluk agama yahudi banyak yang tinggal di madinah (sekitar 500 km dari mekah).
Ada salah seorang keturunan bani israil tersebut yang akhirnya menjadi istri nabi, yaitu Shafiyyah binti Huyay.
Ditelusuri dari jalur ayahnya, yaitu Huyay bin Akhtab, maka akan bersambung silsilah keturunannya sampai ke Nabi Harun. Dimana, Nabi Harun adalah salah satu keturunan generasi ke 4 dari Nabi Yakub (Harun bin Imran bin Kohath bin Levi bin Yakub), sehingga ayah dari Shafiyyah ini adalah memang seorang keturunan Nabi Yakub, Nabi yang bergelar Kekasih(Isra) Tuhan(El) = Israil.
dan di taurat (kitab yg diturunkan Allah kepada Nabi Musa, sedang Musa adalah adik kandung dari Nabi Harun, selisihnya 3 tahun) pun telah disebutkan tentang akan datangnya nabi terakhir dari daerah/jazirah arab.


berikut ini sepenggal contoh kisah keluarga Shafiyyah tersebut, saya kutip dari
http://shahabiah.wordpress.com/2010/08/13/shafiyyah-bintu-huyay-bin-akhtab/ :

Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn dari keturunan Harun bin Imran.
Ibunya bernama Barrah binti Samaual darin Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.. Ayahnya adalah seorang pemimpin Bani Nadhir.
Sejak kecil dia menyukai ilmu pengetahuan dan rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan datang seorang nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua nabi. Pikirannya tercurah pada masalah kenabian tersebut, terutama setelah Muhammad muncul di Mekah Dia sangat heran ketika kaumnya tidak mempercayai berita besar tersebut, padahal sudah jelas tertulis di dalarn kitab mereka. Demikian juga ayahnya, Huyay bin Akhtab, yang sangat gigih menyulut permusuhan terhadap kaum muslimin.

4. dan kisah-kisah lain

ex-Yahudi: abdullah bin salam
Mengharap2 nabi terakhir sesdah nabi isa yg akan memenangkn mrk dari aus dan khazraj

ex-Nasrani: salman al farisi

satu hal yang dapat disimpulkan ttg bani israil di awal masa kenabian ini adalah bahwa, beratus-ratus tahun sebelum nabi muhammad lahir, bukan hanya sejak nabi isa mengajarkan injil kepada kaumnya, bahkan jauh sebelum itu, yaitu sejak nabi musa membawa ajaran taurat, kaum bani israil telah memahami bahwa akan datang nabi besar terakhir dengan informasi-informasi mengenai ciri-ciri dan tanda-tanda yang menyertainya.
dari sejak jaman nabi yakub, nabi-nabi banyak sekali, dan hampir semuanya diangkat dari kalangan mereka : yusuf, musa, harun, yunus, ayyub, zulkifli, ilyas, ilyasa, daud, sulaiman, zakaria, yahya, isa.
namun ternyata nabi besar terakhir ini bukan dari kalangan mereka, bukan dari garis keturunan nabi yakub yg bergelar israil.
inilah yang menghalangi mereka utk menerima kebenaran, karena Allah mengangkat nabi bukan dari kalangan keturunan mereka

Al Baqarah [2] : 89

"Dan ketika datang kepada mereka (Yahudi) sebuah Kitab dari sisi Allah (Al Qur'an) yang membenarkan keberadaan apa yang ada di sisi mereka (Taurat), padahal sebelumnya mereka selalu memohon (kedatangan Nabi) agar dimenangkan atas orang kafir. Maka ketika telah datang (Kenabian dan Wahyu) yang sangat mereka kenal, mereka mengkafirinya. Maka laknat Allah atas orang-orang kafir itu (Yahudi)."

ada faktor lain juga yang mendorong mereka utk sangat menantikan dan mengharap datangnya nabi terakhir tersebut dari kalangan mereka, yakni sehubungan dengan pertikaian mereka dengan suku-suku lain dari madinah yaitu suku aus dan khazraj. mereka memimpikan bahwa bersama nabi terakhir tersebut, nantinya akan mengembalikan kejayaan keunggulan mereka di atas ras ras  / suku suku aus dan khazraj dan ras ras lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar