PERNYATAAN PERS FUI
UNTUK SOLIDARITAS MUSLIM ROHINGYA DAN SURIAH
Sampai hari ini kaum muslim Rohingya di Myanmar menjerit. Kaum Muslimin di Arakan (Rakhine) Myanmar masih dalam penderitaan akibat penindasan yang belum berhenti. Rentetan kekejaman terhadap Muslim Rohingya masih terus terjadi. Pahit memang, tetapi dunia harus mengetahui kondisi mereka di negeri mayoritas Budha itu. Sebab dunia sampai hari ini tampak bungkam, diam seribu bahasa.
Maungdaw adalah salah satu kota di mana desa-desa Muslim Rohingya di dalamnya yang paling banyak menjadi target pembakaran, penjarahan, penangkapan, pemerkosaan dan pembunuhan. Tentara musyrik Burma dilaporkan melepaskan tembakan ke Desa Gawdusara pada Rabu (20/6) di selatan Maungdaw, akibatnya para pemuda dan laki-laki tua Muslim Rohingya melarikan diri dari desa untuk menghindari penangkapan. Sehingga desa ini menjadi tidak aman lagi dan hanya para wanita yang tinggal di rumah-rumah mereka. Para Muslimah tengah dalam ketakutan pemerkosaan dan gangguan lainnya.
Hari itu, para personel polisi dari kantor polisi Maungdaw memanfaatkan situasi untuk merampok rumah-rumah di desa itu setelah melepaskan tembakan. Mereka memasuki rumah seorang Muslim bernama Fayas, pemilik toko paku, kemudian merampas 816,5 gram emas dan 10 juta Kyat serta merampas barang-barang rumah tangga lainnya. Hal ini bukan sekali saja terjadi terhadap Muslim Rohingya.
Keesokan harinya, pada Kamis (21/6) perampokan juga terjadi di Maungdaw, di mana para personel Nasaka (polisi perbatasan Burma) menyerbu kota Maungdaw dan merampok 4 juta Kyat dari warga Muslim bernama Zawgtiya (putera Nir Ahmad) dan Lalu (putera Dil Muhammad). Kemudian mereka berdua ditangkap polisi pada sekitar pukul 11.00 dan dibebaskan sekitar pukul 16.00 waktu lokal setelah membayar uang tebusan. Hal sama juga terjadi pada 8 warga Rohingya dari desa Myint Hlut ditangkap oleh Nasaka kemudian dibebaskan setelah membayar uang 1 juta Kyat per orang. Ini adalah modus baru Nasaka untuk merebut uang warga Muslim Rohignya.
Paparan di datas belumlah mewakili fakta penjarahan harta benda dan kehormatan serta perampasan, perampokan, pemerkosaan, dan pembantaian yang dilakukan kaum musyrik penduduk dan tentara Budha Myanmar terhadap kaum muslim Rohingya. Apa yang sesungguhnya terjadi tentu lebih memiriskan hati kita. Dan ternyata dunia, bahkan pemerintahan negara-negara ASEAN diam seribu bahasa. Apakah karena yang dibantai dan dijarah serta diperkosa adalah kaum muslimin dan muslimat? Ini adalah pertanyaan penting.
Namun yang lebih penting lagi adalah pertanyaan apa yang harus dan bisa kita lakukan sebagai solidaritas umat Islam?. Allah SWT memerintahkan kita memberikan pertolongan kepada kaum muslim yang karena agamanya mereka dizalim. Allah SWT berfirman:
Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan (QS. Al Anfal 72)
Hal serupa terjadi atas nasib kaum muslim di Suriah yang sudah 16 bulan terakhir ini berada di bawah keganasan rezim Bashar Assad yang membantai rakyatnya, tidak hanya dengan senjata ringan bahkan dengan senjata berat dan pesawat tempur, mengulang keganasan orang tuanya Presiden Hafez Assad tahun 1982 yang menewaskan 100 ribu orang penduduk Hama, Suriah. Kini keganasan rezim Bashar lebih luas dan lebih besar lagi dari apa yang dilakukan bapaknya.
Rezim Bashar telah memakan korban ribuan umat Islam terbunuh, ratusan muslimat diperkosa, ratusan ribu dipenjara dan jutaan mengungsi baik ke tempat lain yang lebih aman di Suriah maupun ke luar negeri karena diamnya dunia atas pembantaian yang amat kejam yang dilakukan oleh rezim Sosialis Ba’ath pimpinan Presiden Basyar Assad kepada rakyat sipil Muslim di berbagai kota di Suriah, bahkan kalau pun ada pembicaraan seperti di Jenewa dan Kairo hanyalah untuk membicarakan proposal rezim sekuler pasca Bashar. Padahal umat Islam dibantai dan mereka berhak hidup dengan syariat Islam yang mereka yakini.
Oleh karena itu, Forum Umat Islam (FUI) yang merupakan forum silaturrahmi dan koordinasi para pimpinan dan aktivis ormas dan lembaga Islam di Indonesia menyatakan:
1. Mengutuk pembantaian, penindasan, penyiksaan, pemerkosaan, perampasan, penangkapan terhadap kaum muslimin Rohingya oleh warga dan tentara Myanmar yang merupakan tindakan diskriminatif dan bahkan pembasmian etnis (genocide) terhadap kaum muslim Rohingya yang harus dihentikan.
2. Menuntut Pemerintah Junta Militer Myanmar agar segera menghentikan pembantaian dan segala kebiadaban warga maupun tentara Myanmar dan memberikan perlindungan serta hak-hak hidup dan beragama kaum muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar.
3. Mengutuk pembantaian, penindasan, dan penyiksaan yang dilakukan oleh pemerintahan partai sosialis Ba’ath pimpinan Bashar Assad terhadap rakyat kaum Muslimin di Suriah sebagai tindakan zalim yang harus segera dihentikan.
4. Menuntut Presiden Basyar Assad mengundurkan diri dari jabatannya, menyerahkan jabatannya kepada umat Islam yang lebih berhak atas pemerintahan Suriah agar mereka bisa mendirikin pemerintahan Syariah di bumi Suriah yang mandiri dan terbebas dari seluruh pengaruh asing baik Rusia, China, USA, NATO, maupun kekuatan kafir asing lainnya, dan meminta agar Bashar Assad segera bertaubat dari berbagai tindakan zalim dan sadisnya serta bertaubat dari tindakan murtadnya yang mengakui dirinya sebagai tuhan di mana pasukan-pasukannya menuliskan di dinding-dinding Masjid kalimat “Lailaha illa Basyar” yang menggantikan kalimat tauhid “Laa ilaha illallah.”
5. Menuntut kepada para penguasa muslim agar memberikan dukungan yang nyata kepada umat Islam yang tertindas di di Rohingya Myanmar dan di Suriah dengan mengirim tentara dan persenjataan untuk melindungi mereka dari kebengisan dan kejahatan tentara Junta Militer Myanmar maupun tentara Bashar Assad, memberikan tekanan politik melalui lobi-lobi dan tekanan politik internasional, serta mengirim bantuan dana, logistik, dan obat-obatan.
6. Mengajak seluruh komponen umat Islam Indonesia untuk memberikan bantuan moril maupun materiil kepada kaum muslimin Rohingya dan Suriah sebagai bentuk nyata ukhuwwah Islamiyyah, dan pelaksanaan kewajiban menolong kaum muslimin yang ditindas karena agama mereka. Allah SWT berfirman:
Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang Telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Anfal 72).
7. Menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk membacakan qunut nazilah untuk kecelakaan para pembantai umat Islam Rohingya dan kejatuhan rezim Bashar Assad yang zalim dan bagi keselamatan umat Islam Rohingya dan Suriah.
Semoga Allah SWT memberikan kekuasaan kepada orang-orang shaleh agar bisa menghilangkan setiap kezaliman serta kemaksiatan yang ada, menegakkan keadilan, menjamin kesejahteraan masyarakat, serta mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Jakarta, 23 Sya’ban 1433 H /13 Juli 2012 M
Forum Umat Islam
KH. Muhammad Al Khaththath
Sekretaris Jenderal
UNTUK SOLIDARITAS MUSLIM ROHINGYA DAN SURIAH
Sampai hari ini kaum muslim Rohingya di Myanmar menjerit. Kaum Muslimin di Arakan (Rakhine) Myanmar masih dalam penderitaan akibat penindasan yang belum berhenti. Rentetan kekejaman terhadap Muslim Rohingya masih terus terjadi. Pahit memang, tetapi dunia harus mengetahui kondisi mereka di negeri mayoritas Budha itu. Sebab dunia sampai hari ini tampak bungkam, diam seribu bahasa.
Maungdaw adalah salah satu kota di mana desa-desa Muslim Rohingya di dalamnya yang paling banyak menjadi target pembakaran, penjarahan, penangkapan, pemerkosaan dan pembunuhan. Tentara musyrik Burma dilaporkan melepaskan tembakan ke Desa Gawdusara pada Rabu (20/6) di selatan Maungdaw, akibatnya para pemuda dan laki-laki tua Muslim Rohingya melarikan diri dari desa untuk menghindari penangkapan. Sehingga desa ini menjadi tidak aman lagi dan hanya para wanita yang tinggal di rumah-rumah mereka. Para Muslimah tengah dalam ketakutan pemerkosaan dan gangguan lainnya.
Hari itu, para personel polisi dari kantor polisi Maungdaw memanfaatkan situasi untuk merampok rumah-rumah di desa itu setelah melepaskan tembakan. Mereka memasuki rumah seorang Muslim bernama Fayas, pemilik toko paku, kemudian merampas 816,5 gram emas dan 10 juta Kyat serta merampas barang-barang rumah tangga lainnya. Hal ini bukan sekali saja terjadi terhadap Muslim Rohingya.
Keesokan harinya, pada Kamis (21/6) perampokan juga terjadi di Maungdaw, di mana para personel Nasaka (polisi perbatasan Burma) menyerbu kota Maungdaw dan merampok 4 juta Kyat dari warga Muslim bernama Zawgtiya (putera Nir Ahmad) dan Lalu (putera Dil Muhammad). Kemudian mereka berdua ditangkap polisi pada sekitar pukul 11.00 dan dibebaskan sekitar pukul 16.00 waktu lokal setelah membayar uang tebusan. Hal sama juga terjadi pada 8 warga Rohingya dari desa Myint Hlut ditangkap oleh Nasaka kemudian dibebaskan setelah membayar uang 1 juta Kyat per orang. Ini adalah modus baru Nasaka untuk merebut uang warga Muslim Rohignya.
Paparan di datas belumlah mewakili fakta penjarahan harta benda dan kehormatan serta perampasan, perampokan, pemerkosaan, dan pembantaian yang dilakukan kaum musyrik penduduk dan tentara Budha Myanmar terhadap kaum muslim Rohingya. Apa yang sesungguhnya terjadi tentu lebih memiriskan hati kita. Dan ternyata dunia, bahkan pemerintahan negara-negara ASEAN diam seribu bahasa. Apakah karena yang dibantai dan dijarah serta diperkosa adalah kaum muslimin dan muslimat? Ini adalah pertanyaan penting.
Namun yang lebih penting lagi adalah pertanyaan apa yang harus dan bisa kita lakukan sebagai solidaritas umat Islam?. Allah SWT memerintahkan kita memberikan pertolongan kepada kaum muslim yang karena agamanya mereka dizalim. Allah SWT berfirman:
Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan (QS. Al Anfal 72)
Hal serupa terjadi atas nasib kaum muslim di Suriah yang sudah 16 bulan terakhir ini berada di bawah keganasan rezim Bashar Assad yang membantai rakyatnya, tidak hanya dengan senjata ringan bahkan dengan senjata berat dan pesawat tempur, mengulang keganasan orang tuanya Presiden Hafez Assad tahun 1982 yang menewaskan 100 ribu orang penduduk Hama, Suriah. Kini keganasan rezim Bashar lebih luas dan lebih besar lagi dari apa yang dilakukan bapaknya.
Rezim Bashar telah memakan korban ribuan umat Islam terbunuh, ratusan muslimat diperkosa, ratusan ribu dipenjara dan jutaan mengungsi baik ke tempat lain yang lebih aman di Suriah maupun ke luar negeri karena diamnya dunia atas pembantaian yang amat kejam yang dilakukan oleh rezim Sosialis Ba’ath pimpinan Presiden Basyar Assad kepada rakyat sipil Muslim di berbagai kota di Suriah, bahkan kalau pun ada pembicaraan seperti di Jenewa dan Kairo hanyalah untuk membicarakan proposal rezim sekuler pasca Bashar. Padahal umat Islam dibantai dan mereka berhak hidup dengan syariat Islam yang mereka yakini.
Oleh karena itu, Forum Umat Islam (FUI) yang merupakan forum silaturrahmi dan koordinasi para pimpinan dan aktivis ormas dan lembaga Islam di Indonesia menyatakan:
1. Mengutuk pembantaian, penindasan, penyiksaan, pemerkosaan, perampasan, penangkapan terhadap kaum muslimin Rohingya oleh warga dan tentara Myanmar yang merupakan tindakan diskriminatif dan bahkan pembasmian etnis (genocide) terhadap kaum muslim Rohingya yang harus dihentikan.
2. Menuntut Pemerintah Junta Militer Myanmar agar segera menghentikan pembantaian dan segala kebiadaban warga maupun tentara Myanmar dan memberikan perlindungan serta hak-hak hidup dan beragama kaum muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar.
3. Mengutuk pembantaian, penindasan, dan penyiksaan yang dilakukan oleh pemerintahan partai sosialis Ba’ath pimpinan Bashar Assad terhadap rakyat kaum Muslimin di Suriah sebagai tindakan zalim yang harus segera dihentikan.
4. Menuntut Presiden Basyar Assad mengundurkan diri dari jabatannya, menyerahkan jabatannya kepada umat Islam yang lebih berhak atas pemerintahan Suriah agar mereka bisa mendirikin pemerintahan Syariah di bumi Suriah yang mandiri dan terbebas dari seluruh pengaruh asing baik Rusia, China, USA, NATO, maupun kekuatan kafir asing lainnya, dan meminta agar Bashar Assad segera bertaubat dari berbagai tindakan zalim dan sadisnya serta bertaubat dari tindakan murtadnya yang mengakui dirinya sebagai tuhan di mana pasukan-pasukannya menuliskan di dinding-dinding Masjid kalimat “Lailaha illa Basyar” yang menggantikan kalimat tauhid “Laa ilaha illallah.”
5. Menuntut kepada para penguasa muslim agar memberikan dukungan yang nyata kepada umat Islam yang tertindas di di Rohingya Myanmar dan di Suriah dengan mengirim tentara dan persenjataan untuk melindungi mereka dari kebengisan dan kejahatan tentara Junta Militer Myanmar maupun tentara Bashar Assad, memberikan tekanan politik melalui lobi-lobi dan tekanan politik internasional, serta mengirim bantuan dana, logistik, dan obat-obatan.
6. Mengajak seluruh komponen umat Islam Indonesia untuk memberikan bantuan moril maupun materiil kepada kaum muslimin Rohingya dan Suriah sebagai bentuk nyata ukhuwwah Islamiyyah, dan pelaksanaan kewajiban menolong kaum muslimin yang ditindas karena agama mereka. Allah SWT berfirman:
Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang Telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Anfal 72).
7. Menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk membacakan qunut nazilah untuk kecelakaan para pembantai umat Islam Rohingya dan kejatuhan rezim Bashar Assad yang zalim dan bagi keselamatan umat Islam Rohingya dan Suriah.
Semoga Allah SWT memberikan kekuasaan kepada orang-orang shaleh agar bisa menghilangkan setiap kezaliman serta kemaksiatan yang ada, menegakkan keadilan, menjamin kesejahteraan masyarakat, serta mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Jakarta, 23 Sya’ban 1433 H /13 Juli 2012 M
Forum Umat Islam
KH. Muhammad Al Khaththath
Sekretaris Jenderal